Tiba-tiba teman yang belom pernah ketemu bertanya ke saya...."Kamu perempuan macho atau bukan?" Jawabnya lama. Benar juga orang yang suka menjawab bahwa penilaian terhadap diri kita bukan kita yang menjawab ya?
Jawabannya harus dengan penjelasan panjang. Gini ya, label B pun saya dapatkan berdasarkan penilaian dari orang lain. Saya sih bertingkah laku, berpakaian, bersikap apa adanya aja. Kemudian tingkah, cara berpakaian dan sikap saya tau-tau sudah dikategorikan sebagi B. Ya sudah saya terima saja. Okelah saya B.
Nah, sebagai B, saya sepertinya nggak seperi B yang lain. "Waktu kecil saya lebih senang main mobil-mobilan daripada main boneka. Saya juga lebih sering main sepak bola daripada main masak-masakan. Setelah besar saya seperti laki-laki, dan selalu naksir sesama perempuan". Itu tuh yang sering jadi jawaban para B ketika ditanya, mengapa kamu jadi lesbian.
Kalau saya, nggak pernah menjawab seperti itu, pertama karena nggak pernah ditanya. Kedua, memang saya nggak begitu. Waktu kecil saya main apa? Saya nggak inget tuh, mungkin main boneka tapi nggak mau saya inget-inget. Yang jelas nggak main mobil-mobilan, karena nggak punya. Permainan laki-laki seperti sepak bola juga tidak saya lakukan. Apakah saya melakukan permainan perempuan waktu kecil. Iya sih... tersipu-sipu.... Nggak lah nggak usah malu, kuakui saja hal ini. Intinya saya lebih nyaman main sama perempuan daripada main sama anak laki. Kenapa begitu? ya nggak tau deh, buat saya penerimaan perempuan kepada saya lebih manusiawi. Sisanya, saya lebih senang main sendiri, baca buku, nulis-nulis atau gambar-gambar.
Pengalaman waktu kecil itu berlanjut sampai dewasa. Saya lebih senang main sama temen perempuan (beberapa dipacarin tentunya hihihi), main sendiri dan jarang main sama laki-laki. Seumur hidup saya, teman laki-laki saya dikit banget, bisa dihitung dengan jari. Teman laki-laki yang saya maksud di sini, teman yang bisa buat tempat cerita, bisa makan bareng, atau melakukan hobi-hobi lainnya. Itu aja sedikit, boro-boro yang lebih dekat lagi, nggak adaaaa.
Lho kok jadi ke arah teman laki-laki? tadi kan pertanyaannya saya ini perempuan macho atau bukan? Jawabannya? Yah begitulah, penjabaran yang panjang di atas ini. Simpulkan sendiri... hehehe
Thursday, 25 February 2010
Wednesday, 24 February 2010
Malam 1 Suro
Hihi, serem ya judulnya? Nggak usah takut, saya hanya ikut2an kok. Menjudulkan artikel seperti ini, lebay aja, walaupun maksudnya untuk menandakan tanggal yang secara masehi adalah 17 Desember 2009 ini untuk saya ingat-ingat selalu.
Hari itu, tepatnya sehari sebelum angka berwarna merah di kalender untuk hari libur nasional Tahun Baru Hijriah, aku berkenalan dengan seseorang. Waktu itu siang hari menjelang jam makan siang, dia add aku di fb. Lalu ku-confirm. Pas makan siang, ada tanda di bb ku, dia kirim message, masuk di inbox fb, isinya perkenalan biasa. Terus berbalas-balasan, sampai kugeret dia ke ym. You know what? obrolan berlangsung terus sampai tanggal 1 suronya. Menemani dia packing karena mau berlibur. Dulu itu jamannya aku pake bb dan dia di smart phone lainnya, lewat ebuddy...
Sampai hari ini, tiap hari kami bertukar sapa. dari YM kemudian dia beli blackberry, kami pun ngoceh-ngoceh di bbm. Apa aja kami bicarakan. Cuma sekadar bilang "lagi makan soto padang nih, tapi kuahnya nggak panas" ....nah itu bisa kami bahas sampe panjaaaaangggg. Kok bisa ya? Kok bisa ya kami secocok itu. it's about blessing. Aku anggap anugerah dari Yang Maha Kuasa, kami dipertemukan.
Nggak cuma ngoceh-ngoceh tak berisi, kadang-kadang sangat berisi, ketika saya marah-marah nggak pada tempatnya, dia yang dengar. Ikut marah, ikut menyemangati, lalu meredakan. Ketika aku berbahagia over the top, dia ada juga di situ. Ikut senang, ikut menikmati. Ikut ngliat-liat youtube yang saya liat. Mudah-mudahan berimbang, saya pun ikut senang dan ikut sedih kalau dia merasakannya. Kok bisa ya? halah, nanya lagi? Ya gitu, saking nggak percayanya dapet anugerah sebesar ini. Alhamdulilah, aku bersyukur ya Allah, dipertemukan dengan dia. And make my life happier.... :) :)
Hari itu, tepatnya sehari sebelum angka berwarna merah di kalender untuk hari libur nasional Tahun Baru Hijriah, aku berkenalan dengan seseorang. Waktu itu siang hari menjelang jam makan siang, dia add aku di fb. Lalu ku-confirm. Pas makan siang, ada tanda di bb ku, dia kirim message, masuk di inbox fb, isinya perkenalan biasa. Terus berbalas-balasan, sampai kugeret dia ke ym. You know what? obrolan berlangsung terus sampai tanggal 1 suronya. Menemani dia packing karena mau berlibur. Dulu itu jamannya aku pake bb dan dia di smart phone lainnya, lewat ebuddy...
Sampai hari ini, tiap hari kami bertukar sapa. dari YM kemudian dia beli blackberry, kami pun ngoceh-ngoceh di bbm. Apa aja kami bicarakan. Cuma sekadar bilang "lagi makan soto padang nih, tapi kuahnya nggak panas" ....nah itu bisa kami bahas sampe panjaaaaangggg. Kok bisa ya? Kok bisa ya kami secocok itu. it's about blessing. Aku anggap anugerah dari Yang Maha Kuasa, kami dipertemukan.
Nggak cuma ngoceh-ngoceh tak berisi, kadang-kadang sangat berisi, ketika saya marah-marah nggak pada tempatnya, dia yang dengar. Ikut marah, ikut menyemangati, lalu meredakan. Ketika aku berbahagia over the top, dia ada juga di situ. Ikut senang, ikut menikmati. Ikut ngliat-liat youtube yang saya liat. Mudah-mudahan berimbang, saya pun ikut senang dan ikut sedih kalau dia merasakannya. Kok bisa ya? halah, nanya lagi? Ya gitu, saking nggak percayanya dapet anugerah sebesar ini. Alhamdulilah, aku bersyukur ya Allah, dipertemukan dengan dia. And make my life happier.... :) :)
Tuesday, 23 February 2010
Belasan Minggu...
Buset tanggal berapa ini?
Lama sekali Yas nggak nyolek rumahku ini ya? Udah belasan minggu, kisah terakhir cuma kekaguman pada corps almamater. Padahal aneka kisah lalu lalang dalam hidup saya. Haha sok sibuk sih, sibuk beneran maupun sibuk menata hati.
Okelah kita mulai lagi catatan ulah si Yasmin ya...
apa? mau cerita apa? tu kan bengong lagi. Nantilah, kapan-kapan. hahaha...
Lama sekali Yas nggak nyolek rumahku ini ya? Udah belasan minggu, kisah terakhir cuma kekaguman pada corps almamater. Padahal aneka kisah lalu lalang dalam hidup saya. Haha sok sibuk sih, sibuk beneran maupun sibuk menata hati.
Okelah kita mulai lagi catatan ulah si Yasmin ya...
apa? mau cerita apa? tu kan bengong lagi. Nantilah, kapan-kapan. hahaha...
Monday, 7 December 2009
Journey for A Better Life
Tinggal di Singapura selama 6 hari sebenarnya merupakan sebuah perjalanan bagi saya untuk menempuh hidup yang lebih baik. Di sana ada Wina, teman baikku dari SMA yang di tengah perjalanan pertemanan kami itu kami pernah saling merasakan cinta, memadu kasih dan mengungkapkannya dalam bentuk kemesraan. Kini, urusan mesra-mesraan telah berlalu, kembali lagi menjadi teman baik saja.
Kehidupan Wina baik, seperti di buku cerita. Ibu rumah tangga dengan suami ke kantor dan 2 anak yang aktif bersekolah. Dia memasak, mencuci, beres2, antar jemput anak sekolah, menampung cerita anak perempuan yang cerewet, mengomeli dan diomeli anak laki2 remaja yang sedang jutek2nya. Hidup sehat jasmani, rohani, tanpa asap rokok, minuman alkohol dan tanpa kata kasar. Di sinilah pelajaran bagi saya untuk menjalani hidup yang lebih baik. Sejak beberapa waktu sebelum berangkat ke Singapura, saya berhenti merokok. Sebenarnya memang dari dulu saya sudah ingin berhenti, tapi tak kunjung kejadian. Rencana menginap di rumah tanpa rokok inilah yang membuat saya benar-benar stop.
Berada di dalam keluarga yang menjalin hubungan kekeluargaan secara harmonis, itu juga yang saya pelajari. Habis ini, saya akan berkeluarga..... waaah ahhh huh hah.... enggak lah, nggak semuluk itu, tapi paling enggak saya mau merapatkan hubungan saya dan keluarga yang sudah ada, misalnya saya mau lebih banyak ngobrol sama ibu saya, lebih sering nongkrong di rumah kakak-kakak saya dan main dan ketawa-ketawa dengan keponakan2 saya yang kocak2 itu.
Lalu karena tinggal di rumah Wina saya jadi punya keinginan untuk merapikan hidup saya. Rumah yang bersih, rutinitas yang tertata, bicara sopan dan banyak baca buku.... hehehe apa hubungannya ya? Ya itu tadi, hidup yang harmonis seperti di buku-buku.....
This is really a journey for a better life.
Kehidupan Wina baik, seperti di buku cerita. Ibu rumah tangga dengan suami ke kantor dan 2 anak yang aktif bersekolah. Dia memasak, mencuci, beres2, antar jemput anak sekolah, menampung cerita anak perempuan yang cerewet, mengomeli dan diomeli anak laki2 remaja yang sedang jutek2nya. Hidup sehat jasmani, rohani, tanpa asap rokok, minuman alkohol dan tanpa kata kasar. Di sinilah pelajaran bagi saya untuk menjalani hidup yang lebih baik. Sejak beberapa waktu sebelum berangkat ke Singapura, saya berhenti merokok. Sebenarnya memang dari dulu saya sudah ingin berhenti, tapi tak kunjung kejadian. Rencana menginap di rumah tanpa rokok inilah yang membuat saya benar-benar stop.
Berada di dalam keluarga yang menjalin hubungan kekeluargaan secara harmonis, itu juga yang saya pelajari. Habis ini, saya akan berkeluarga..... waaah ahhh huh hah.... enggak lah, nggak semuluk itu, tapi paling enggak saya mau merapatkan hubungan saya dan keluarga yang sudah ada, misalnya saya mau lebih banyak ngobrol sama ibu saya, lebih sering nongkrong di rumah kakak-kakak saya dan main dan ketawa-ketawa dengan keponakan2 saya yang kocak2 itu.
Lalu karena tinggal di rumah Wina saya jadi punya keinginan untuk merapikan hidup saya. Rumah yang bersih, rutinitas yang tertata, bicara sopan dan banyak baca buku.... hehehe apa hubungannya ya? Ya itu tadi, hidup yang harmonis seperti di buku-buku.....
This is really a journey for a better life.
Wednesday, 18 November 2009
Aku dan Eka
Di suatu malam minggu yang garing, saya menghabiskannya bersama teman lama, sebut saja namanya Eka. Dia teman dari SMP, namun terpisah lama, dan ketemu lagi ketika kami sudah memasuki dunia kerja. Kala itu dialah teman pertama untuk berbagi cerita tentang orientasi seksual saya. Eka punya orientasi sama, kami sama-sama perempuan yang selalu jatuh cinta sama perempuan. Kuakui saja, Eka membuka jalan bagi saya untuk coming out, yang membuat saya akhirnya mengakui kecenderungan saya ini dan membiarkan perasaan-perasaan tertentu saya terhadap perempuan lain saya kembangkan di dalam jiwa.
Malam itu kami jalan-jalan tak tentu arah. Awalnya mau ikut jualan barang di sebuah bazar, tapi gagal karena stand sudah terisi penuh, mau nebeng stand lain pun tidak memungkinkan. Jadilah kami berdua-duaan cari makan. Lalu terdampar kami di sebuah warung dan makan dengan nikmat di sana. Namun, cuaca tidak mendukung, tau-tau angin bertiup kencang, gemuruh geluduk di langit terdengar nyaring, hawa dingin pun menyerang, diiringi warna langit yang gelap (nggak kliatan sih, kan udah malam hahaha), pokoknya gambaran mau hujan deras deh. Cepat-cepat kami selesaikan makan malam itu dan membayarnya ke abang yang jualan. lalu kami pindah ke tempat nongkrong yang lebih elite, La Codefin di Kemang.
Menurut pengamatan saya, di tempat ini banyak berkumpul kaum muda dari berbagai kelompok, tapi kelompok lesbian menempati posisi di spot-spot yang jumlahnya cukup banyak. Sok tau sih, tapi kayaknya insting saya benar.
Jadi sambil duduk di sebuah kafe, menikmati dessert (kan tadi udah makan di warung), kami mengamati anak-anak muda di kafe itu, atau di kafe sebelah, atau yang bergerombol di railing, dan lain-lain. Dikit-dikit saya colek si Eka, atau sebaliknya...."Ada butchy tuh," gitu kalimatnya. Label yang menyolok kan butch jadi memang itu yang bisa bikin kami saling mencolek...hahaha...
Lalu kami mengenang masa lalu kami, yaaa elah. Teringat waktu smp, kami cuma saling melirik dan mbatin...kayaknya orientasi dia sama dengan saya deh, gitu. Lalu kami terpisah lama. Saya berjuang sendirian, tanpa tahu benarkah orientasi saya ke situ, tanpa tahu mau berbuat apa ketika rasa ser2an pada perempuan datang. Waktu itu sedih-sedih sendiri kalau jealous, kalau tidak bisa mendapatkan cinta dari siapa-siapa....waaah bodohnya...
Waktu berjalan, dan kami bertemu lagi. Eka dalam keadaan sudah "matang" sementara saya, mulai aja belum. hahaha. Kalau tadinya saya sendirian merenungi jebakan orientasi seksual ini, kini kami berdua. Tapi ya cuma berdua. Saling cerita, saling curhat, saling menemani kalau perlu ngaco-ngaco sedikit ketika cinta tak datang untuk kami. Lama-lama, teman sepenanggungan berdatangan. Datangnya dari pasangan Eka yang sudah "matang sekali" huahahaha.... dan jadilah kami sebuah komunitas besar. Di sini seolah dunia milik kami sendiri, kami seolah membentuk keluarga baru dengan hubungan keeratan yang aneh. Dan saya mulai laku, hehehe, dapat pasangan, lalu putus, lalu dapet lagi, putus lagi...begitu seterusnya.
Sepertinya tidak ada yang abadi. Satu-satunya yang abadi ya hubungan saya dan Eka. Kadang kami bersama berdua, atau berempat dengan pasangan kami masing-masing, tapi seringnya sih bertiga, Eka dengan pasangannya dan saya jadi obat nyamuk. hehe. Tak jarang pula kami beramai-ramai dengan teman-teman SMP lain yang straight, yang sudah mengerti dan menerima Eka dan aku apa adanya. Eka dan segala tentengannya serta saya dan segala tentengan saya adalah sebuah paket. Kapan pun tak akan terpisahkan.
Malam kian larut, Eka ngedrop saya pulang, dan dia berlalu. Ucapan sebelum pisah, "Enak ya Yas, berdua lagi like the old days. Kapan-kapan lagi ya?" Hmmmm.... enak ternyata nggak musti sama pasangan ya, sama sahabat pun luarbiasa nikmatnya.
Malam itu kami jalan-jalan tak tentu arah. Awalnya mau ikut jualan barang di sebuah bazar, tapi gagal karena stand sudah terisi penuh, mau nebeng stand lain pun tidak memungkinkan. Jadilah kami berdua-duaan cari makan. Lalu terdampar kami di sebuah warung dan makan dengan nikmat di sana. Namun, cuaca tidak mendukung, tau-tau angin bertiup kencang, gemuruh geluduk di langit terdengar nyaring, hawa dingin pun menyerang, diiringi warna langit yang gelap (nggak kliatan sih, kan udah malam hahaha), pokoknya gambaran mau hujan deras deh. Cepat-cepat kami selesaikan makan malam itu dan membayarnya ke abang yang jualan. lalu kami pindah ke tempat nongkrong yang lebih elite, La Codefin di Kemang.
Menurut pengamatan saya, di tempat ini banyak berkumpul kaum muda dari berbagai kelompok, tapi kelompok lesbian menempati posisi di spot-spot yang jumlahnya cukup banyak. Sok tau sih, tapi kayaknya insting saya benar.
Jadi sambil duduk di sebuah kafe, menikmati dessert (kan tadi udah makan di warung), kami mengamati anak-anak muda di kafe itu, atau di kafe sebelah, atau yang bergerombol di railing, dan lain-lain. Dikit-dikit saya colek si Eka, atau sebaliknya...."Ada butchy tuh," gitu kalimatnya. Label yang menyolok kan butch jadi memang itu yang bisa bikin kami saling mencolek...hahaha...
Lalu kami mengenang masa lalu kami, yaaa elah. Teringat waktu smp, kami cuma saling melirik dan mbatin...kayaknya orientasi dia sama dengan saya deh, gitu. Lalu kami terpisah lama. Saya berjuang sendirian, tanpa tahu benarkah orientasi saya ke situ, tanpa tahu mau berbuat apa ketika rasa ser2an pada perempuan datang. Waktu itu sedih-sedih sendiri kalau jealous, kalau tidak bisa mendapatkan cinta dari siapa-siapa....waaah bodohnya...
Waktu berjalan, dan kami bertemu lagi. Eka dalam keadaan sudah "matang" sementara saya, mulai aja belum. hahaha. Kalau tadinya saya sendirian merenungi jebakan orientasi seksual ini, kini kami berdua. Tapi ya cuma berdua. Saling cerita, saling curhat, saling menemani kalau perlu ngaco-ngaco sedikit ketika cinta tak datang untuk kami. Lama-lama, teman sepenanggungan berdatangan. Datangnya dari pasangan Eka yang sudah "matang sekali" huahahaha.... dan jadilah kami sebuah komunitas besar. Di sini seolah dunia milik kami sendiri, kami seolah membentuk keluarga baru dengan hubungan keeratan yang aneh. Dan saya mulai laku, hehehe, dapat pasangan, lalu putus, lalu dapet lagi, putus lagi...begitu seterusnya.
Sepertinya tidak ada yang abadi. Satu-satunya yang abadi ya hubungan saya dan Eka. Kadang kami bersama berdua, atau berempat dengan pasangan kami masing-masing, tapi seringnya sih bertiga, Eka dengan pasangannya dan saya jadi obat nyamuk. hehe. Tak jarang pula kami beramai-ramai dengan teman-teman SMP lain yang straight, yang sudah mengerti dan menerima Eka dan aku apa adanya. Eka dan segala tentengannya serta saya dan segala tentengan saya adalah sebuah paket. Kapan pun tak akan terpisahkan.
Malam kian larut, Eka ngedrop saya pulang, dan dia berlalu. Ucapan sebelum pisah, "Enak ya Yas, berdua lagi like the old days. Kapan-kapan lagi ya?" Hmmmm.... enak ternyata nggak musti sama pasangan ya, sama sahabat pun luarbiasa nikmatnya.
Monday, 16 November 2009
Form Cuti dan Tandatangan Bos
Cihuiiii.... waktunya sebentar lagi.... saya akan datang menemui Winaku eh menemui Wina, tanpa ku. hahaha...
"Nanti kamu jangan bawa barang banyak-banyak ya? Pake sepatu keds aja ya, nggak usah bawa sepatu lain, sandal dan lain-lain," kata Wina.
"Jangan lupa bawa baju renang, nanti kita akan banyak olah raga," katanya lagi.
"Nanti di sini nggak ada ngerokok sama sekali ya," tuh salah satu pesannya yang aneh.
Wadoooh pesannya banyak sekali... tapi semua demi kesehatan raga: sepatu keds, baju renang, dan nggak ngerokok. Untung saya udah nggak ngerokok, untung juga saya penggemar sepatu keds, dan renang, waaah asik itu yang saya suka. Jadi, amaaaan...
Buntut dari saya nggak boleh bawa barang banyak ternyata, dia nitip sesuatu untuk saya bawa dari Jakarta..... halaaaah...ternyata ada u di balik b.... nggak apa-apa sih.
Bagi saya, apa sih yang enggak buat Wina? Karena saya tau, bagi Wina saya juga prioritas, ditempatkan di nomor awal, bukan yang pertama sih. Karena ada sosok-sosok tertentu yang dinomori satu, dua dan tiga dst, mungkin sampai 10, abis itu baru saya....hehehe
Apa-apa yang berhubungan dengan Wina, pasti membuat hatiku berbunga-bunga. Keinginan mendatangi Wina sudah lama saya rasakan, tapi tak kunjung kesampaian. Kini kesempatan itu datang, dan tak saya sia-siakan, sebentar lagi I will come to Wina. Jangan salah, Wina juga mengidam-idamkan saya kunjungi, sudah pasti tuh...
Beberapa waktu lalu, saya di sini dan Wina di sana, kami chat di komputer kami masing-masing. Tau-tau saya punya ide cemerlang. "Win, kita buka website airasia yuk, cari tiket Jakarta-Singapore yang murah." Wina setuju dan kami pilah pilih sampai ketemu sebuah tanggal. Dia surprise dan kebaca di kalimat-kalimat dalam boks chatting-an kalau dia bahagia. Ciiiyeeeeh...
"Emang kamu bisa cuti? Emang kerjaan bisa ditinggal?" tanyanya berkali-kali, untuk memastikan. "Bisa Win, buktinya saat ini form cuti yang sudah ditandatangani bos ada di tangan aku nih." Assssiiiikkk...
"Nanti kamu jangan bawa barang banyak-banyak ya? Pake sepatu keds aja ya, nggak usah bawa sepatu lain, sandal dan lain-lain," kata Wina.
"Jangan lupa bawa baju renang, nanti kita akan banyak olah raga," katanya lagi.
"Nanti di sini nggak ada ngerokok sama sekali ya," tuh salah satu pesannya yang aneh.
Wadoooh pesannya banyak sekali... tapi semua demi kesehatan raga: sepatu keds, baju renang, dan nggak ngerokok. Untung saya udah nggak ngerokok, untung juga saya penggemar sepatu keds, dan renang, waaah asik itu yang saya suka. Jadi, amaaaan...
Buntut dari saya nggak boleh bawa barang banyak ternyata, dia nitip sesuatu untuk saya bawa dari Jakarta..... halaaaah...ternyata ada u di balik b.... nggak apa-apa sih.
Bagi saya, apa sih yang enggak buat Wina? Karena saya tau, bagi Wina saya juga prioritas, ditempatkan di nomor awal, bukan yang pertama sih. Karena ada sosok-sosok tertentu yang dinomori satu, dua dan tiga dst, mungkin sampai 10, abis itu baru saya....hehehe
Apa-apa yang berhubungan dengan Wina, pasti membuat hatiku berbunga-bunga. Keinginan mendatangi Wina sudah lama saya rasakan, tapi tak kunjung kesampaian. Kini kesempatan itu datang, dan tak saya sia-siakan, sebentar lagi I will come to Wina. Jangan salah, Wina juga mengidam-idamkan saya kunjungi, sudah pasti tuh...
Beberapa waktu lalu, saya di sini dan Wina di sana, kami chat di komputer kami masing-masing. Tau-tau saya punya ide cemerlang. "Win, kita buka website airasia yuk, cari tiket Jakarta-Singapore yang murah." Wina setuju dan kami pilah pilih sampai ketemu sebuah tanggal. Dia surprise dan kebaca di kalimat-kalimat dalam boks chatting-an kalau dia bahagia. Ciiiyeeeeh...
"Emang kamu bisa cuti? Emang kerjaan bisa ditinggal?" tanyanya berkali-kali, untuk memastikan. "Bisa Win, buktinya saat ini form cuti yang sudah ditandatangani bos ada di tangan aku nih." Assssiiiikkk...
Wednesday, 11 November 2009
Kumpulan Perasaan
Oh God. Ya Allah...
Terima kasih atas gejolak perasaan yang Kau berikan. Naik turun naik turun betapa indahnya.
Waktu saya putus sama seseorang dengan initial J Juli lalu, yang hubungannya sudah berjalan 3 tahun, betapa tegarnya aku. Terima kasih Tuhan.
Waktu saya menghabiskan waktu bersama teman-teman yang straight, betapa riang gembiranya aku. Thank God.
Waktu saya naksir Adik habis-habisan tapi berhasil keep it as a secret feeling, betapa kuat imanku. Alhamdulilah.
Waktu dan kondisi-kondisinya yang membuat aku bertanya-tanya, am I become a straight person now? Kala itu saya nggak punya rasa tertarik sama perempuan manapun. Di kantor banyak perempuan, nggak ada yang mampu bikin saya ingin mendekati. Di komunitas ex girls only high school juga nggak ada. Bahkan di corps, dengan hubungan sisterhood yang kental, it is really sisterhood, no love.
Lalu di komunitas blogger pilihan, perempuan semua juga yang terpilih. Si A, si B, si C datang kemudian pergi, no heart feeling. Sampai 3 hari yang lalu, datang D. Biasa aja sebenarnya, chatting all day and night, ada telpon-telponan juga, biasa aja kok. Flirting sana sini juga biasa kan? Dan cuma 3 hari....masyaallah apa sih artinya 3 hari? Padahal dari awal saya sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Tapi hari ini, hari kami mengambil keputusan untuk...we have to stop this. Oh God...nyebut lagi, memang harusnya terus-terusan menyebut kebesaranNya. Suddently I am a lesbian again...hahaha (ketawa kecut).... oh iya kayak gini ya rasanya jatuh cinta permulaan. Ada tambahan "permulaan" karena saya tahu kok selanjutnya belum tentu rasanya seperti yang permulaan ini.
Rupanya kumpulan perasaan saya sejak putus sama J dst tumplek blek di sini. Yang waktu itu tegar, melorot di sini, yang waktu itu riang gembira, jadi sedih di sini, yang waktu itu imanku kuat, menjadi lemah di sini.
To someone i called D (kamu pasti tau kalau itu kamu), ini bukan salah kamu, saya menjadi begini karena kumpulan perasaan yang saya tahan-tahan sekian lama. But I will be ok :)
Terima kasih atas gejolak perasaan yang Kau berikan. Naik turun naik turun betapa indahnya.
Waktu saya putus sama seseorang dengan initial J Juli lalu, yang hubungannya sudah berjalan 3 tahun, betapa tegarnya aku. Terima kasih Tuhan.
Waktu saya menghabiskan waktu bersama teman-teman yang straight, betapa riang gembiranya aku. Thank God.
Waktu saya naksir Adik habis-habisan tapi berhasil keep it as a secret feeling, betapa kuat imanku. Alhamdulilah.
Waktu dan kondisi-kondisinya yang membuat aku bertanya-tanya, am I become a straight person now? Kala itu saya nggak punya rasa tertarik sama perempuan manapun. Di kantor banyak perempuan, nggak ada yang mampu bikin saya ingin mendekati. Di komunitas ex girls only high school juga nggak ada. Bahkan di corps, dengan hubungan sisterhood yang kental, it is really sisterhood, no love.
Lalu di komunitas blogger pilihan, perempuan semua juga yang terpilih. Si A, si B, si C datang kemudian pergi, no heart feeling. Sampai 3 hari yang lalu, datang D. Biasa aja sebenarnya, chatting all day and night, ada telpon-telponan juga, biasa aja kok. Flirting sana sini juga biasa kan? Dan cuma 3 hari....masyaallah apa sih artinya 3 hari? Padahal dari awal saya sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Tapi hari ini, hari kami mengambil keputusan untuk...we have to stop this. Oh God...nyebut lagi, memang harusnya terus-terusan menyebut kebesaranNya. Suddently I am a lesbian again...hahaha (ketawa kecut).... oh iya kayak gini ya rasanya jatuh cinta permulaan. Ada tambahan "permulaan" karena saya tahu kok selanjutnya belum tentu rasanya seperti yang permulaan ini.
Rupanya kumpulan perasaan saya sejak putus sama J dst tumplek blek di sini. Yang waktu itu tegar, melorot di sini, yang waktu itu riang gembira, jadi sedih di sini, yang waktu itu imanku kuat, menjadi lemah di sini.
To someone i called D (kamu pasti tau kalau itu kamu), ini bukan salah kamu, saya menjadi begini karena kumpulan perasaan yang saya tahan-tahan sekian lama. But I will be ok :)
Subscribe to:
Posts (Atom)